Saat
orang-orang di sekeliling kita menyerah dan mundur, coba kita kertakan gigi dan
teruslah menggali sedikit lebih dalam lagi apa yang sedang kita hadapi
sekarang.
Sukses
diraih dan dipertahankan oleh mereka yang terus mencoba. Majulah, dan akuilah;
hari ini mungkin kita belum mencapai apa yang kita harapkan. Dan salah satu
kunci untuk mendapatkannya adalah sebuah tekad untuk tidak menyerah.
Ralph
Waldo Emerson
berkata; “Seseorang disebut pahlawan bukan karena ia berani dari orang lain,
tetapi karena ia berani bertahan sepuluh menit lebih lama.”
Benar
sekali, ketika seseorang ingin menjadikan sesuatu mejadi terbiasa, maka orang
tersebut akan terus melakukannya walaupun bosan dan capek menderanya. Tapi
setelah itu ia akan tahu kapasitas pertahannya sampai mana, ia akan tahu
kualitas dan kelasnya berada dimana. Dan ia akan sadar; jika ia bisa menahan
kesakitan itu lebih lama, maka ia pun akan terbiasa.. dan kemudian
menikmatinya.
Sebelum
seseorang mencoba untuk lebih lama bertahan dan bersabar, maka ia tidak akan
pernah tau seberapa besar sesuatu yang dapat ia capai. Ingatlah, kemampuan itu
terdiri dari 95% tekad untuk tetap bertahan. Mungkin teman-teman masih ingat
kisahnya “si penemu bola lampu”, berapa kali ia berusaha sehingga menjadi
sukses.
Dan
saya pun diingatkan dengan doanya Douglas Mac Arthur, yang ditulis pada
masa-masa paling sulit diawal perang Pasific.
“Tuhanku,
bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk menyadari manakala ia
lemah. Dan cukup berani untuk menghadapi dirinya sendiri manakala ia takut.
Manusia yang memiliki rasa bangga dan keteguhan dalam kekalahan, rendah hati
dan jujur dalam kemenangan.
Bentuklah
puteraku menjadi seorang yang kuat dan mengerti, bahwa mengetahui serta
mengenal diri sendiri adalah dasar dari segala ilmu yang benar.
Tuhanku,
jangalah puteraku kau bimbing pada jalan yang mudah dan lunak. Biarkan kau bawa
dia ke dalam gelombang dan desak kesulitan tantangan hidup. Bimbinglah
puteraku, supaya dia mampu tegak berdiri di tengah badai, serta berwelas asih
kepada mereka yang jatuh.
Bentukalah
puteraku, menjadi manusia berhati bening dengan cita-cita setinggi langit.
Seorang manusia yang sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum memimpin orang
lain.
Seorang
manusia yang mampu meraih hari depan tapi tak melupakan masa lampau, dan
setelah ia mendapatkan semua keinginannya, semoga puteraku dilengkapi hati yang
ringan untuk bergembira, serta selalu bersungguh-sungguh namun jangan
sekali-kali berlebihan.
Berikan
kepadanya kerendahan hati, kesederhanaan dan keagungan yang hakiki, pikiran
cerah dan terbuka bagi sumber kearifan, dan kelembutan dari kekuatan yang
sebenarnya, sehingga aku, orang tuanya, akan berani berkata ; “Hidupku tidaklah
sia-sia”.”
Jika
kebanyak orang menjadi kuat dan kokoh, maka jadilah lentur yang fleksibel..
sulit dipatahkan apalagi dihancurkan.
Bertahanlah..
dan berikan yang terbaik.
0 Response to "Berani Bertahan Sepuluh Menit Lebih Lama"
Posting Komentar