Katanya Mau Direnovasi, Masjid Situs Mandar Ini Kini Tinggal Rangka

Foto : ridwanmandar.blogspot.co.id
Mediaone.id - Polewali Mandar,  Salah satu situs bersejarah Tanah Mandar yakni Masjid Abadan yang terletak di Desa Lambanang, Pambusuan, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, kini hanya menyisahkan rangkanya. Pembongkaran situs kebanggaan Mandar dalam sejarah Islam sungguh sangat memprihatinkan banyak pihak. 

Pemusnahan cagar budaya seperti ini bukan yang pertama kalinya dilakukan di tanah Mandar, sebelumnya juga pernah dilakukan pembongkaran pasar Pambusuang, namun hal itu tidaklah terlalu meresahkan hati para masyarakat setempat. Berbeda dengan peristiwa yang baru terjadi ini, dimana Lambanang yang notabene 100% berpenduduk muslim telah membiarkan Masjid bersejarah itu dibongkar dengan dalih renovasi total.

Siapa yang salah? Siapa yang harus bertanggung jawab? Menunjuknya gampang-gampang susah. Disebut gampang sebab jelas siapa yang bertanggung jawab. Disebut juga susah, bahwa pihak yang bertanggung jawab itu akan lempar tanggung jawab. Yang jelas banyak unsur atau stakeholder yang terlibat di dalamnya. Mulai dari masyarakat (khususnya di Desa Lambanang), budayawan, pemerhati sejarah Mandar, sejarawan, pemerintah (dalam hal ini dinas kebudayaan, baik kabupaten maupun provinsi), dan Yayasan ASA.

“Mesjid dirubuhkan beberapa bulan lalu, setelah bulan puasa. Nanti akan dibangun mesjid baru, akan ditempati untuk penghafal Al Quran. Nanti Asri Anas yang akan bantu. Dulu sering ke sini, tapi setelah dibongkar, belum pernah datang lagi. Tapi sering kirim uang untuk biaya pembongkaran,” kata orang di rumah Kepala Desa Lambanang, kemarin (Kamis 13 Oktober). Informasi tersebut senada dengan masyarakat di sekitar Mesjid Abadan, yang berjarak sekitar 3 kilometer dari jalan trans Sulawesi.

Menurut beberapa informasi, baik dalam beberapa pustaka maupun yang tertulis di papan penunjuk arah, Mesjid Abadan adalah mesjid tertua di Mandar. Menurut penunjuk arah, mesjid tersebut didirikan oleh K. H. Musyafta Bullah atau Annangguru Malolo pada tahun 1608 masehi. Ada juga yang mengatakan bahwa mesjid dibangun Al Adiy, seorang penganjur Islam yang bergelar Guru Gaqde.

Islam masuk di Mandar, beberapa referensi menyebut, pada abad ke-16. Bisa saja terjadi masa sebelum itu. Tentang cerita masuknya penganjur Islam di Mandar tertulis dalam Lontara Balanipa. Masuknya Islam di Mandar dipelopori oleh Abdurrahim  Kamaluddin yang juga dikenal sebagai Tosalamaq Dibinuang.  Ia mendarat di pantai Tammangalle Balanipa. Orang pertama yang memeluk Islam ialah Kanne Cunang Maraqdia ‘Raja’ Pallis, kemudian Kakanna I Pattang Daetta Tommuane, Raja Balanipa ke-4. Menurut Lontara Gowa, masuknya Islam di Mandar dibawa oleh Tuanta Syekh Yusuf (Tuanta Salamaka).

Pendapat lain, menurut salah sebuah surat dari Mekah, masuknya Islam di Sulawesi (Mandar) dibawa oleh Sayid Al Adiy bergelar Guru Gaqde berasal dari Arab keturunan Malik Ibrahim dari Jawa (yang makamnya juga disebut ada di Lambangang). Pendapat yang kedua diatas secara tidak langsung ditolak oleh Dr. Abu Hamid yang dalam penelitiannya (diterbitkan oleh Yayasan Obor, Jakarta) menyimpulkan bahwa Syekh Yusuf Tuanta Salamaka tidak pernah kembali ke Sulawesi Selatan sejak kepergiannya ke Pulau Jawa sampai dibuang ke Kolombo Srilanka, kemudian ke Afrika Selatan dan meninggal di sana.

Meski ada beberapa informasi tentang masuknya Islam di Mandar, tapi catatan detail tentang Mesjid Abadan belum pernah ditemukan. Tapi cerita rakyat di Lambanang meyakini demikian. Dari aspek sejarah atau arkeologi bisa jadi, apalagi bila membandingkan mesjid-mesjid tua yang ada di Mandar. Dengan kata lain, mesjid tertua yang tersisa saat ini (sebelum pembongkaran) memang Mesjid Abadan. Di beberapa kampung kuno di Mandar, khususnya di Balanipa, mesjid klasiknya sudah pada hancur atau digantikan dengan bangunan baru. Salah satu mesjid tua yang pernah saya lihat ada di Dusun Maqdang, Desa Todang-todang, tapi sewaktu saya ke sana tahun lalu, juga sudah diganti dengan bangunan baru.

Sejatinya ada banyak mesjid kuno atau klasik di tanah Mandar. Yang paling terkenal dan dianggap sebagai mesjid pertama adalah Mesjid Abadan. Sebelum dihancurkan (alasannya direnovasi) mesjid itu memang tinggal menunggu rubuh, bertahun-tahun tak digunakan lagi. Pernah ada konflik antar masyarakat Lambanang, yang menghasilkan dua kubu: merenovasi mesjid atau bangun mesjid baru. Yang pro mesjid baru berpendapat lokasi mesjid tua rawan longsor, jadi jangan di situ lagi dibangun. Di kubu yang lain berpendapat mesjid itu warisan nenek moyang. Kabarnya nyaris pernah terjadi “baku parang” antar kubu tersebut, tapi itu tidak terjadi sebab kelompok yang pro pelestarian mesjid tua “mengalah” untuk kemudian meninggalkan Lambanang. Mereka banyak bermukit di Desa Galung Tulu, di mulut jalan yang mengarah dari Lambanang ke jalan trans Sulawesi.

Menurut budayawan Mandar, Bapak Suradi Yasil, pengerusakan Mesjid Abadan Lambanang bisa dikatakan bencana nasional. “Peristiwa ini tragedi luar biasa. Bencana nasional. Mesjid itu adalah bukti sejarah masukanya Islam di Nusantara. Ketika itu dirusak, yang terlibat harus bertanggung jawab. Harus ada penegakan hukum. Amat jelas mesjid itu dilindungi undang-undang, selain juga menjadi bagian tidak terpisahkan sejarah Mandar itu sendiri sebab kita saat ini, orang Mandar, bisa dikatakan semuanya memeluk Islam,” kata Bapak Suradi Yasil.

Sebab Mesjid Abadan adalah cagar budaya, untuk tujuan pelestariannya, yang dilakukan bukanlah mengganti dengan bangunan baru. Tapi semacam restorasi, yakni memperbaiki bagian-bagian yang rusak tapi tetap mempertahankan bagian-bagian yang menjadi unsur masa lalunya. Proses restorasi pun tidak sembarangan. Harus melibatkan ahli arkeologi, sebab merekalah yang berhak (secara keilmuan) untuk menentukan mana bagian yang bisa dibongkar/diganti maupun desain yang akan digunakan. Sebaliknya yang terjadi pada Mesjid Abadan, sama sekali tak melibatkan pihak arkeologi. Sekali lagi, ini ironi luar biasa, memalukan. Bencana. Harus ada yang bertanggung jawab atas persoalan ini!.

0 Response to "Katanya Mau Direnovasi, Masjid Situs Mandar Ini Kini Tinggal Rangka "

close
disini bro
close
disini bro