Inilah Tokoh Nasionalis Yang Memiliki Kekecewaan Terhadap Negaranya Sendiri

Mempunyai kelebihan tersendiri memang sangat bermanfaat bagi setiap orang, kelebihan yang dimiliki serta pengetahuan yang luas membuat berbagai orang banyak ditawari pekerjaan. seseorang yang jenius pun belum tentu memiliki kelebihan yang dimiliki orang lain karena setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri dan bahkan bisa melampau kelebihan yang dimilikinya tersebut.

Namun dari kelebihan yang dimiliki tersebut pastinya akan membuat beberapa orang merasa iri dan bahkan membuat orang yang memiliki kelebihan tersebut merasa kecewa karena terkait kasus yang tidak ia ketahui baik kasus bersekala besar ataupun kecil.

Seperti halnya Tokoh ini, tokoh-tokoh ini memiliki kelebihan yang membuat mereka direkrut oleh negeri lain karena kejeniusan serta kelebihan yang dimilikinya. namun karena terkait sebuah kasus membuat beberapa tokoh ini merasa kecewa dengan negaranya sendiri dan lebih memilih menerima tawaran bekerja dari negara lain. Nah mau tau siapa saja para tokoh yang merasa kecewa terhadap negaranya sendiri, Berikut Ulasannya :

Inilah Tokoh Nasionalis Yang Memiliki Kekecewaan Terhadap Negaranya Sendiri

1. Sri Mulyani

Tokoh-Tokoh Ini Memiliki Kekecewaan Terhadap Negaranya Sendiri

Wanita bernama lengkap Sri Mulyani Indrawati adalah Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu. Sebagai Menteri Keuangan Indonesia ke-26, ia menjabat sejak 7 Desember 2005 hingga tahun 2010. Ketika masih menjabat, saat itu perekonomian dunia sedang berantakan hingga mengakibatkan beberapa negara maju ambruk. Termasuk Yunani yang dinyatakan pailit beberapa waktu lalu. Meski begitu, Indonesia yang masih negara berkembang, ternyata selamat dari krisis global ini. Hal ini tidak lain karena usaha Sri Mulyani membuat langkah-langkah mencegah kejatuhan ekonomi Indonesia.

Usaha-usaha yang dilakukan bahkan membuatnya mengorbankan kepentingan dirinya pribadi seperti tidak bisa melihat orang tuanya untuk yang terakhir kali saat orang tuanya meninggal karena ia akhirnya harus rapat demi menyelamatkan ekonomi Indonesia. Namun berkat usahanya, meski negara lain mengalami anjlok nilai kurs, Indonesia selamat. Tidak ada lonjakan harga barang, serta tidak ada pula PHK.

Namun jasanya seolah menguap ketika ia dikaitkan dengan kasus Bank Century. Pencairan dana talangan untuk Bank Century yang ia setujui akhirnya malah dipermasalahkan hingga akhirnya ia diserang oleh DPR dan harus mengikuti proses persidangan. Meski berbagai macam tuduhan menyerangnya dari berbagai penjuru, ia toh tetap teguh dan mengikuti aturan. Padahal, seandainya saat itu Sri Mulyani tidak menyetujui dana talangan untuk Bank Century, diprediksi krisis ekonomi akan terjadi. Akhirnya, setelah ia harus menelan rasa kecewa atas apa yang terjadi, ia memilih untuk menerima tawaran Bank Dunia untuk menjadi Direktur Pelaksana.

2. B.J. Habibie

Tokoh-Tokoh Ini Memiliki Kekecewaan Terhadap Negaranya Sendiri

Pria bernama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie ini adalah sosok yang dikagumi di Indonesia berkat keahliannya sebagai seorang insinyur di dunia penerbangan. Ia juga sempat menjadi presiden ke-3 Indonesia meskipun hanya menjabat dalam waktu yang singkat yaitu sejak 20 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999.

Sebagai seorang Menristek pada masa pemerintahan Soeharto, ia sempat merasa kecewa dengan gagalnya proyek besar pembuatan pesawat N250 dan N2130 karena krisis ekonomi pada tahun 1997-1998. Ia berpendapat bahwa langkah Presiden Soeharto waktu itu untuk menghentikan pendanaan IPTN adalah langkah gila. Pasalnya, ribuan ahli IPTN di bawah komandonya telah mempersiapkan segala macam riset dan uji coba untuk mengembangkan pesawat N250 dan pesawat jet penumpang N2130 setelah sukses dengan pengembangan pesawat CN-235.

Usaha Habibie sudah matang 80 persen. Ia mendirikan pusat pengembangan di Amerika dan Jerman untuk pasar Eropa, Afrika, dan Timur Tengah. Tujuannya adalah agar pesawat buatan putra-putri Indonesia mengudara dan menguasai industri penerbangan dunia. Dengan adanya 16 ribu pekerja profesional IPTN dan dengan bantuan dana pemerintah, Indonesia seharusnya sudah bisa menguasai pasar pesawat dunia. 

Tapi nyatanya, Presiden Soeharto akhirnya menghentikan pembiayaan ke IPTN karena desakan IMF. Padahal di Amerika dan Eropa saja pesawat tersebut sudah test flight hingga 800 jam terbang. Tentu membubarkan industri strategis memang hal gila. Operasi akhirnya berhenti dan 16 ribu pekerja bubar dan harus mencari kerja di tempat lain. Akhirnya banyak dari mereka yang harus berkarir di perusahaan pesawat luar negeri seperti Boeing dan Airbus. Sesuatu yang oleh Habibie sendiri disebut ‘edan’.

Bukan cuma itu saja rasa kecewa yang harus ia terima. Ketika menjabat sebagai seorang presiden dalam waktu singkat, pihak oposisi juga menyerangnya. Menurut mereka, kesalahan terbesar saat menjabat sebagai presiden adalah mengijinkan adanya referendum provinsi Timor-Timur dan mengadakan jejak pendapat bagi warga provinsi tersebut apakah mereka memilih merdeka atau tetap menjadi bagian dari Indonesia. Ternyata akhirnya, Timor-Timur lepas dari NKRI yang disesali banyak pihak. Padahal, di sisi lain, lepasnya NKRI juga membersihkan nama Indonesia yang tercemar karena tuduhan pelanggaran HAM di Timor-Timur yang sering tersiar.

Sedihnya lagi, banyak orang memandang pemerintahan Habibie bersifat negatif, padahal dalam pemerintahannya Indonesia akhirnya berhasil melakukan Pemilu yang jujur dan adil untuk pertama kalinya. Ia berusaha membuat sistem pemerintahan yang transparan dan selalu menerapkan sistem demokrasi dalam setiap kebijakan. Ia melahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, serta adanya UU otonomi daerah yang berhasil meredam gejolak disintegrasi yang sudah ada sejak era Orde Baru. Ia juga memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya.

Meski begitu, pihak-pihak yang tidak puas dengannya justru semakin giat menjatuhkannya hingga akhirnya ia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi dan lebih banyak tinggal di Jerman. Barulah saat era Presiden SBY, ia kembali ke Indonesia dan aktif sebagai penasihat presiden.

3. Ricky Elson

Tokoh-Tokoh Ini Memiliki Kekecewaan Terhadap Negaranya Sendiri

Ricky Elson adalah seorang teknokrat Indonesia yang ahli dalam teknologi motor penggerak listrik. Setelah menempuh pendidikan tinggi teknologi di Jepang, ia kemudian bekerja di negeri sakura tersebut dan telah berhasil mematenkan belasan teknologi motor penggerak listrik buatannya di Jepang. Menteri BUMN yang tertarik dengan kemampuannya meminta Ricky untuk kembali ke Indonesia dan bekerjasama dengan pengembang teknologi mobil listrik lainnya, Kemenristek, lembaga penelitian, beberapa universitas dan beberapa lembaga pemerintahan terkait untuk mengembangkan mobil listrik Indonesia. Maka, diciptakanlah prototype mobil listrik nasional yang diberi nama Selo dan Gendhis.

Sayangnya, teknologi yang dikembangkan Ricky Elson tersebut ternyata terlilit masalah. Mobil listrik buatannya ternyata dianggap tidak layak jalan. Menurut keluh kesahya di sosial media, ia sendiri sebenarnya tidak tahu mengapa dan bagaimana mobilnya tidak lolos uji. Harapannya untuk diberi tahu kekurangan atau saran juga menguap karena ia hanya diberi tahu, “Tidak Layak Jalan”. Barulah beberapa waktu kemudian dikabarkan bahwa mobilnya tidak lolos uji emisi yang tentu saja merupakan hal yang aneh karena mobil yang ia buat adalah mobil listrik.

Karena masalah perijinan dan kelayakan yang simpang siur serta belum adanya kepastian, akhirnya Ricky Elson mulai mempertimbangkan tawaran negara lain yang datang padanya. Meski tidak pernah secara langsung mengungkapkan kekecewaannya, tapi dari sepak terjang Ricky Elson yang menjalin kerja sama dengan Malaysia membuat banyak orang menafsirkan bahwa hal tersebut adalah bentuk protes pada negeri sendiri.

4. Prof. Ali Zum Mashar

Tokoh-Tokoh Ini Memiliki Kekecewaan Terhadap Negaranya Sendiri

Prof. Ali Zum Mashar adalah salah satu orang jenius di Indonesia yang akhirnya memilih berkarya di luar negeri. Ilmuwan lulusan IPB ini sejatinya berhasil menemukan mikroba yang dapat mengembalikan kondisi kesuburan tanah. Bahkan berkat kejeniusannya ini, ia pernah meraih penghargaan Hak Kekayaan Intelektual Luar Biasa pada tahun 2009.

Prof. Zum sebenarnya sudah memiliki sejarah penelitian yang panjang karena dialah yang saat itu ditugasi untuk mencari cara agar tanah gambut yang sangat luas di Kalimantan itu bisa ditanami padi. Presiden Soeharto saat itu memiliki program untuk membuka sawah baru seluas satu juta hektar di Kalimantan Tengah, namun tanah gambut memiliki tingkat keasaman yang sangat tinggi sehingga akan sulit ditanami.

Namun sayangnya, beliau ternyata sudah merasakan kekecewaan yang bertubi-tubi. Ia kecewa karena temuannya tidak mendapatkan kepercayaan yang memadai di negerinya sendiri. Tidak cuma ketika dalam masa pemerintahan Soeharto, tapi juga pemerintahan-pemerintahan berikutnya. Hal ini pula yang akhirnya membuatnya menerima tawaran dari Dubai untuk menerapkan hasil penemuannya di sana agar negara Timur Tengah tersebut bisa ditanami.

5. Dahlan Iskan

Tokoh-Tokoh Ini Memiliki Kekecewaan Terhadap Negaranya Sendiri

Dahlan Iskan yang juga pernah menjabat sebagai Menteri BUMN memang dikenal sebagai sosok yang nyeleneh dan apa adanya. Tidak hanya itu saja, ia juga merupakan sosok yang banyak menginspirasi masyarakat karena pola pikirnya. Di berbagai, kesempatan, ia lebih banyak terlihat tersenyum dan tidak pernah menunjukkan amarah apalagi perasaan kecewanya. Namun sebagai manusia, beberapa hal juga membuat pria ini merasa kecewa.

Sepanjang karirnya mulai dari sebagai komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo, direktur utama PLN hingga menjadi menteri BUMN, sebenarnya ia sudah banyak berjasa untuk Indonesia. Mulai dari pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut yang menghubungkan Surabaya dan Hongkong, menjalankan gebrakan bebas byar pet se-Indonesia hanya dalam 6 bulan, menjalankan gerakan sehari sejuta sambungan, hingga berhasil membangun 5 PLTS di Indonesia bagian Timur. Bahkan ketika menjadi Menteri BUMN, berkat kepemimpinanya ini BUMN dinilai bersih dari korupsi dan kinerjanya berhasil.

Meski begitu, ia dihadapkan pada cobaan berat karena pada tanggal 5 Juni 2015 ia ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi pembangunan 21 gardu listrik induk Jawa, Bali, dan NTB kala masih menjadi Dirut PLN. Proyek ini dinilai merugikan negara sebesar 33,2 miliar. Namun Dahlan Iskan tidak tinggal diam, ia meluncurkan situs gardudahlan.com sebagai tempatnya menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan kasus ini. Pada 4 Juli 2015, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengabulkan seluruh gugatan praperadilan Dahlan Iskan sehingga statusnya sebagai tersangka kemudian gugur.

0 Response to "Inilah Tokoh Nasionalis Yang Memiliki Kekecewaan Terhadap Negaranya Sendiri"

close
disini bro
close
disini bro