Mediaone.id - Pihak kepolisian saat melakukan pemeriksaan di dalam padepokan Kanjeng Dimas Taat Pribadi usai menemukan uang palsu dalam praktik penipuan dalam penggandaan uang.
Penemuan uang palsu itu sekarang menjadi atensi khusus untuk dikembangkan.
"Yang menangani nanti Ditreskrimsus Polda Jatim. Tapi sekarang kami fokus soal pembunuhannya dulu," tandas Kapolda Kombes Pol Anton Setiadji usai salat Jumat di Masjid Polda Jatim, Jumat (23/9/2016).
Kapolda megungkapkan seperti yang dikutip dari Surya Malang, penyidik sebenarnya sudah mengirim surat panggilan pemeriksaan terkait keterlibatan Kanjeng Dimas. Namun panggilan beberapa kali yang dilakukan penyidik tak digubris tersangka.
"Ya akhirnya tersangka didatangi dan dijemput paksa dipadepokannya," paparnya.
Beredar informasi, ada uang tersangka yang dititipkan kepada seseorang di Jakarta. Nilainya mencapai Rp 1 triliun. "Semua info-info ini masih kami dalami," imbuh Anton.
Soal aset, itu penting karena sejumlah foto dan bukti menunjukkan adanya uang berpeti-peti lebih dari Rp 1 triliun. Ada tumpukan uang setinggi manusia.
Jika benar, bisa jadi itu merupakan penipuan individual terbesar yang pernah dilakukan. Jumlahnya mungkin lebih tinggi dibanding pembobolan Bapindo oleh Eddy Tansil senilai Rp 1,3 triliun.
Dimas Kanjeng ditangkap lantaran diduga sebagai otak pembunuhan Ismail Hidayah dan Abdul Ghani, yang merupakan anggota padepokan. Ada beberapa versi motif mengapa Dimas Kanjeng menghabisi dua anggotanya itu.
Yang pertama, tersangka diduga menghabisi dua korban terkait aktivitasnya di padepokan. Korban merupakan koordinator pengepul uang dari korban yang ingin menggandakan uang. Korban juga bertitel salah satu sultan yang ditunjuk Dimas Kanjeng.
Korban mengetahui duit yang digandakan itu tidak bisa cair sesuai janjinya. Karena itu, dia berencana melaporkan dan membongkar aktivitas tersebut.
Rencana itu terdengar sampai ke telinga Dimas Kanjeng. Korban kemudian dipanggil dengan dalih akan dipinjami uang. Saat dipanggil itulah, korban dihabisi.
Sementara itu, Kabidhumas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan, penetapan tersangka Dimas Kanjeng lantaran dia diduga sebagai otak pembunuhan mantan anggota padepokan, Abdul Ghani yang motifnya adalah persaingan bisnis di padepokan yang berupa perekrutan santri.
Menurut dia, Abdul Ghani telah merekrut melebihi jumlah santri yang sudah direkrut Taat Pribadi. Diduga, Taat Pribadi takut kalah pamor. Dengan begitu, dia menghubungi Abdul Ghani kepadepokan. Di tempat itu, Abdul Ghani dihabisi.
Dimas Kanjeng berusaha menunjukkan kedekatannya dengan tokoh nasional. Tujuannya, calon korban percaya bahwa dia dekat dengan tokoh elit. Hal tersebut terlihat saat polisi menggerebek padepokannya pada Kamis (22/9).
Di ruang tamu di rumahnya, terpajang sederet foto dengan pejabat tinggi negara. Antara lain, mantan Kapolri Jenderal Purn Badrodin Haiti, Jaksa Agung M. Prasetyo, Gatot Nurmantyo, dan lain-lain.
Dalam keterangan foto, gambar itu diambil di istana negara. Dimas Tata terlihat mengenakan jas lengkap dengan dasi.
Beberapa hari setelah guru besar Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi ditangkap polisi, ternyata ratusan santri yang berasal dari berbagai daerah seluruh Tanah Air masih tetap bertahan di sekitar padepokan yang terletak di Probolinggo.
Orang-orang setia Dimas Kanjeng ini tinggal di tenda-tenda yang dibuat secara sederhana. Para santri ini mengaku setia menunggu guru besarnya kembali ke padepokan.
Tenda-tenda yang terbuat dari terpal plastik, dihuni ratusan santri Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, yang terletak di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo.
Agung salah satu santri dari Purwakarta misalnya, pria pensiunan dari BUMN ini mengaku senang menjadi santri Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Bahkan saat disinggung soal uang mahar yang jumlahnya tidak sedikit, Agung yang sudah 4 tahun menjadi santri ini mengaku ikhlas. "Uang tersebut merupakan bentuk perjuangan santri untuk padepokan," kata Agung.
Source : tribunnews.com
0 Response to "Mengungkap Fakta Baru Terkait Penggandaan Uang Oleh DImas Kanjeng"
Posting Komentar