Sementara Esek-Esek di Kamar Hotel Pria Ini Tewas di Atas Tubuuh Seorang Siswi SMP

MEDIAONE.ID -- Lagi asyik2nya ‘berpacu’ dengan siswi SMP, RA (14), di kamar hotel, seorang pria berinisial DA (39), tiba-tiba saja kejang-kejang, mulutnya berbusa, lalu tewas dengan kondisi tanpa busana di atas tubuh siswi SMP itu yang juga tanpa sehelai benang.

Peristiwa ini terjadi di kamar salah satu hotel, Kelurahan Panorama, Kecamatan Gading Cempaka, Bengkulu. “Keterangan saksi (RA), sebelum berhubungan badan korban mengkonsumi obat kuat. Diduga obat kuat itu memicu serangan jantung,” jelas Kapolres Bengkulu, AKBP Adrian Indra Nurinta SIK, Kamis (4/8/2016).

Berdasarkan hasil visum, korban diketahui memiliki riwayat penyakit jantung. “Bisa dikatakan, korban tidak memperhatikan efek negatif dari obat kuat terhadap penyakit jantung yang dideritanya,” imbuh AKBP Adrian.seperti dilansir jpnn

Kepada penyidik RA mengaku, ia mengenal korban melalui media sosial (medsos) Facebook. Setelah akrab di dunia maya, mereka akhirnya ketemuan. Nah, saat pertemuan kelima, keduanya lalu sepakat melakukan perbuatan ‘Yes No Oh Yes No’ di hotel itu. “Pertemuan yang kelima mereka melakukan perbuatan zina di hotel berujung dengan meninggalnya korban,” tambahnya.

AKBP Adrian sangat prihatin mengetahui teman wanita korban merupakan anak di bawah umur, bahkan masih tercatat sebagai siswi SMP. Bila korban tidak meninggal dunia, kasus ini malah menjadi kasus asusila terhadap anak di bawah umur.

“Saya sangat prihatin setelah mengetahui teman wanita korban ini masih siswi SMP. Semoga kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk mengawasi anaknya,” tandasnya.

Terkait kasus ini, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Bengkulu, Damri SPd, sangat menyayangkan kejadian itu. Perbuatan RA telah mencoreng nama baik sekolah.

RA pun bisa dikenakan sanksi tata tertib sekolah. Terlepas dari tindakannya, sekolah masih memberikan peluang terhadap RA untuk tetap sekolah mengenyam pendidikan untuk menuntaskan pendidikan 9 tahun. “Hanya saja, diduga faktor ekonomi, siswa bersangkutan jarang sekolah,” katanya.

Tweet