PROPOSAL
PENGEMBANGAN USAHA
PENGGEMUKAN SAPI
TUNDA POTONG
KELOMPOK TANI
“BATU PIAK”
DESA BARUMBUNG
KECAMATAN
MATAKALI
KABUPATEN
POLEWALI MANDAR
PROVINSI
SULAWESI BARAT
KELOMPOK TANI
BATU PIAK
Desa
Barumbung Kec. Matakali Kab. Polewali Mandar
Polewali Mandar, 27 Desember 2012
Nomor :
003/KTT-MT/I/2012 Kepada
Lampiran : 1 (satu) rangkap Yth. Bapak Menteri Pertanian
Perihal : Permohonan
Bantuan Up.
Dirjen Peternakan dan Program
Pengembangan Kesehatan
Hewan RI
Usaha
Penggemukan Sapi. Di_
Tunda
Potong Jakarta
Dengan Hormat
Dalam
rangka mendukung program peningkatan mutu dan produktifitas ternak sapi di
Kabupaten Polewali Mandar khususnya di Desa Barumbung Kecamatan Matakali dimana
peternak di Desa tersebut dalam pemeliharaan masih tradisional dan masih
merupakan usaha sambilan, selain daripada itu skala usaha masih rendah karena
keterbatasan modal dan pemanfaatan inovasi teknologi masih terbatas, akibatnya
tingkat produktifitasnya belum optimal.
Sehubungan
dengan itu maka kami bermohon Kepada Bapak kiranya dapat memberikan bantuan
Program Pengembangan Usaha Penggemukan Sapi Tunda Potong sebagaimana proposal
terlampir.
Demikian
kami sampaikan atas perhatian Bapak kami ucapkan banyak terima kasih.
Sekertaris Ketua
Kelompok
M. ZHARFAN M.ASRI. HA
Mengetahui
an. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Polewali Mandar
Kepala Bidang Peternakan
Agustinus Latupeirissa, SP
Pangkat. Penata Tkt I
NIP : 19590828 198603 1 017
PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR
DINAS PERTANIAN DAN
PETERNAKAN
Alamat : Jl. Bau Masepe No. 40, Telp. (0426) 21564
Mamuju
REKOMENDASI
Nomor :
Yang
bertanda tangan dibawah ini Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi
Sulawesi Barat dengan ini menyatakan bahwa sesuai proposal yang diajukan atas
kelompok tani :
Nama Kelompok :
BATU
PIAK
Alamat : Dusun Nene Bece Desa
Barumbung Kecamatan Matakali Kabupaten Polewali Mandar
Jumlah Anggota :
26 Orang
Komoditi Usaha : Pengembangan Usaha Penggemukan
Sapi Tunda Potong
Bahwa
berdasarkan pengamatan dan penilaian dilapangan, maka kelompok tersebut layak
untuk memperoleh bantuan ternak / permodalan untuk keperluan tambahan modal
usaha ternak dengan penggemukakan sapi yang berlokasi di Dusun Nene Bece Desa Barumbung
Kecamatan Matakali Kabupaten Polewali Mandar.
Demikian
rekomendasi ini kami berikan untuk mendapatkan pertimbangan seperlunya.
Polewali,
November 2012
an. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten
Polewali Mandar
Agustinus Latupeirissa,
SP
Pangkat. Penata Tkt I
NIP : 19590828 198603 1 017
KELOMPOK TANI
BATU PIAK
Dusun
Nene Bece Desa Barumbung Kec. Matakali Kab. Polewali Mandar
BAB I
Pendahuluan
Dalam
rangka mendukung dan menyukseskan program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan
dimana akan menggerakkan disemua sektor : perdagangan, perindustrian dan
koperasi usaha kecil menengah yang di dalamnya termasuk pemenuhan kebutuhan daging
dan susu dalam negeri dengan jalan mengembangkan usaha peternakan/pemeliharaan
sapi potong, yang daerah pengembangannya di Sulawesi termasuk Sulawesi Barat di
mana daerah Kabupaten Polewali Mandar (Polman) termasuk wilayah pengembangan sapi
potong yang cukup potensial.
Sebagai
gambaran umum Daerah Kabupaten Polewali Mandar adalah sebagai berikut :
1. Luas
wilayah 202.230 km2 terdiri dari :
a. Sawah
16.088 Ha
b. Tanah
kering / Tegalan 201.460 Ha
2. Jumlah
Penduduk 369.586 jiwa
3. Jumlah
ternak besar :
a. Sapi
potong 30.919 ekor
b. Kerbau
3.805 ekor
c. Kuda
5.900 ekor
4. Pakan
ternak :
a. Jerami
padi 31.224
ha
b. Jerami
jagung 1.231 ha
c. Jerami
kedelai 863 ha
d. Jerami
kacang hijau 431 ha
e. Jerami
kacang tanah 41 ha
f. Daun
ketela 502 ha
g. Rumput
lapangan 13.147 ha
h. Rumput
unggul (gajah) 6.332 ha
i. Daun
pohon / belukar 4.412 ha
Dari
data tersebut diatas peluang untuk meningkatkan usaha bidang peternakan sapi
potong masih sangat memungkinkan.
Bersama
dengan ini kami mohon kepada Bapak Dirjen Peternakan untuk berkenan memberikan
bantuan berupa bakalan sapi potong 60 ekor dalam rangka pengembangan ternak
pada kelompok tani “BATU PIAK” Dusun Nene Bece Desa Barumbung Kec. Matakali Kab.
Polewali Mandar.
1. a. Latar
Belakang
·
Banyak waktu luang petani sesudah mengerjakan
sawah/tegalan
·
Tersedianya pakan ternak terutama pada musim
penghujan panen padi selesai
·
Banyaknya tenaga kerja yang belum memperoleh
pekerjaan
b. Dasar Pemikiran
·
Banyaknya pakan ternak yang dihasilkan para
petani terbuang/belum dimanfaatkan secara maksimal
·
Masih sangat luasnya peluang untuk beternak
·
Pengelolaan yang masih tradisional perlu
ditingkatkan
·
Waktu para petani masih sangat longgar
sesudah mengerjakan pertaniannya
·
Tenaga kerja yang banyak
·
Adanya pengola daging sapi (abon, dendeng dan
bakso)
c.
Analisa dan Peluang
·
Belum tercukupinya daging secara nasional
·
Makin bertambahnya konsumen daging sapi
2. Maksud
dan Tujuan
·
Pemanfaatan limbah pertanian
·
Penyerapan tenaga kerja
·
Mengurangi angka kemiskinan
·
Peningkatan pemeliharaan sapi secara intensif
·
Mendukung tercukupinya daging secara nasional
·
Menumbuhkan industri rumah tangga baru
·
Memberdayakan masyarakat petani untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya
3. Sasaran
·
Mengurangi pengangguran
·
Menumbuhkan kesempatan berusaha dan
berwirausaha
·
Meningkatkan tenaga terampil dan professional
·
Meningkatkan pendapatan masyarakat petani
·
Pemenuhan akan pupuk organik
·
Menggerakkan perekonomian desa
·
Tercukupinya energi pedesaan (Biogas)
4. Dasar
perhitungan untuk ternak bakalan sapi potong
a. Kemampuan
makan seekor sapi
- Hijauan
10 % X berat badan
- Penguat
1-3 % X berat badan
b. Bakalan
sapi potong 300 kg berat hidup
c. Harga
daging berat hidupnya Rp. 25.000/kg
d. Harga
pakan
- Hijauan
dimusim hujan Rp. 100,-/kg dan penguat Rp. 1.500,-/kg
e. Pemeliharaan
selama 6 bulan
f. Perhitungan
secara intensip
- Pembelian
bahan pakan harus dilakukan
Stok pakan dengan jalan diawetkan sehingga
harga pakan stabil
Makanan hijauan : 30 hari x 6 x
30 kg x Rp.100,- =Rp. 540.000,-
Makanan penguat : 30 hari x 6 x 6 kg x
Rp.1.500,- = Rp. 1.620.000,-
Jumlah
biaya makan = Rp. 2.160.000,-
Berat badan
0,9 kg/hari selama 180 hari = 162 kg
Berat total = 300 kg berat awal + 162 kg
penambahan berat
=
462 kg (selama 6 bulan)
Pembelian bibit Rp. 7.500.000,-
Pembelian bibit + pakan Rp. 7.500.000,- +
2.160.000,- = Rp 9.660.000,-
Penjualan = 462 + Rp. 25.000,- = Rp.
11.550.000,-
Jaadi keuntungan selama 6 bulan = Rp.
11.550.000,- - Rp. 9.660.0000
= Rp. 1.890.000,-
Keterangan
Untuk
pemeliharaan secara intensip selama 6 bulan sebesar = Rp. 1.890.000,- kesemuanya
kita perhitungkan dengan uang kecuali tenaga kerja
5. Rencana
penggunaan modal
a. Pengadaan
bakalan sapi potong
b. Renovasi
kandang
c. Pengadaan
pakan
6. Bantuan
yang diharapkan kelompok tani 60 ekor bakalan sapi potong.
7. Nama
kelompok : kelompok tani “BATU PIAK”
8. Lokasi
: Dusun Nene Bece Desa Barumbung Kec. Matakali
Kab. Polewali Mandar
9. Lampiran
·
Susunan pengurus dan anggota
·
Peta Desa
10. Hambatan
/ masalah
·
Lemahnya modal
·
Kandang kurang sempurna
11. Solusi
Untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat peternak dalam mencukupi kebutuhan hidupnya
maka perlu diberikan modal berupa modal lancar dan modal tetap
·
Modal lancar berupa :
a. Pembelian
bakalan sapi potong 2-3 ekor / kk
b. Pakan
ternak
·
Modal tetap berupa : pembuatan / perbaikan
kandang
12. Kesimpulan
Kelompok tani “BATU PIAK” memerlukan Bantuan berupa :
- Pengadaan bakalan sapi potong 60 ekor @ Rp.8.500.000 = Rp. 510.000.000,-
- Biaya transportasi sapi potong 60 ekor @ Rp.100.000,- = Rp. 6.000.000,-
- Perbaikan kandang 60 ekor @ Rp. 1.000.000,- = Rp. 60.000.000,-
- Pembelian chopper 1 unit @ Rp.15.000.000,- = Rp. 15.000.000,-
- Pakan selama 6 bulan 60 ekor @ Rp. 1.600.000,- = Rp. 96.000.000,-
- Obat-obatan 1 paket @ Rp. 5.000.000,- = Rp. 5.000.000,-
- Peningkatan kapasitas kelembagaan (ATK) = Rp. 3.500.000,-
- Monitoring, pembinaan, evaluasi dan pelaporan = Rp. 10.000.000,-
Jumlah = Rp. 705.500.000,
Perhitungan dan rencana tersebut diatas berdasarkan pada
budidaya pemeliharaan ternak yang ada. Dan untuk lebih cepatnya pengembangan
ternak yang dikelola kelompok diperlukan pola penggemukan sesuai inovasi
teknologi peternakan.
BAB
II
RENCANA
POLA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI POTONG MELALUI SISTEM PENJARINGAN TERNAK
Pola
yang akan diterapkan pada pengembangan bakalan sapi potong di kelompok tani “BATU
PIAK” adalah dengan sistem penjaringan ternak bibit sapi potong pada peternak
khususnya sapi betina, dimana dilakukan penjaringan yang pada akhirnya
disebarkan lagi kepada peternak.
Ternak
sapi potong yang dihasilkan dalam bentuk bibit ditingkst peternak akan
dimonitoring perkembangannya. Ternak-ternak unggul yang akan dijual peternak ke
bandar atau pasar ternak akan dijaring / diseleksi yang kemudian
disebarkan kembali kepada peternak.
Dengan demikian diharapkan populasi sapi potong khususnya kelas unggul akan
tetap terpelihara perkembangannya dan peningkatannya.
Sosialisasi
dan pembinaan yang intensif dalam rangka upaya peningkatan SDM peternak sapi
potong “BATU PIAK” merupakan modal utama. Selain itu penguatan sarana dan
prasarana untuk menunjang perkembangan pembibitan sapi potong seperti kandang
dan peralatannya, demikian pula lahan hijauan makanan ternak perlu
penyediaannya.
STRATEGI PELAKSANAAN
1. Sosialisasi
program
Pelaksanaan program sosialisasi mengenai pola
agribisnis bakalan sapi potong pada ternak terutama diarahkan kepada para
peternak yang tersebar diseluruh anggota kelompok peternak bakalan sapi potong,
sehingga memahami secara benar mengenai program yang akan dilaksanakan, dengan
demikian akan tercipta iklim yang kondusif bagi pengembangan agribisnis bakalan
sapi potong.
2. Penanaman
hijauan makanan ternak (HMT)
Salah satu faktor yang sangat menentukan
keberhasilan usaha peternakan adalah tersedianya bahan makanan ternak sepanjang
tahun.
Budidaya hijauan makanan ternak merupakan
unsur yang turut menentukan keberhasilan Sapta Usaha Peternakan, untuk
mendapatkan produksi ternak yang tinggi perlu tersedia pakan yang cukup baik
jumlah maupun mutunya. Cara praktis dan ekonomis untuk meningkatkan produksi
hijauan makanan ternak adalah menggunakan bibit yang unggul.
Salah
satu upaya untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak di kelompok tani “BATU PIAK” dengan
melaksanakan program penanaman hijauan makanan ternak perlu lahan pertanian
kelompok seperti ; tegalan, tanah kering dan pematang-pematang sawah serta
penanaman hijauan makanan ternak pada lereng tanggul pengairan.
3. Pengadaan
sarana dan prasarana pengembangan bakalan sapi potong
Pengadaan sarana dan prasarana peternakan
dalam pola pengembangan bakalan sapi potong pada kelompok peternak merupakan
hal yang sangat penting. Pengadaan sarana dan prasarana ini meliputi pengadaan
kandang, gudang pakan dan pengolahan kotoran ternak untuk dibuat menjadi pupuk
organik (Bokhasi) dan biogas.
Disamping itu perbaikan kandang anggota
kelompok akan dilaksanakan, sehingga dengan perbaikan ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi yang jelas pada peningkatan produktifitas ternak yang
dipelihara.
4. Pengadaan
bakalan sapi betina potong
Dalam pengadaan bakalan sapi betina potong
untuk pembudidayaan terlebih dahulu dilakukan seleksi sesuai dengan aspek
teknis yang telah ditetapkan. Dalam proses penyeleksian ini didasarkan atas ;
jenis/ras, umur, tinggi badan (gumba), bobot badan dan tingkat kesehatan.
Setiap ternak bakalan sapi potong yang terpilih akan diberikan perlakuan
peningkatan mutu kesehatannya dengan menggunakan obat-obatan yang disediakan. Kegiatan
ini diharapkan akan lebih memacu tingkat pertumbuhan secara optimal.
5. Monitoring
Pembinaan dan Evaluasi Kegiatan
Kegiatan pola agribisnis bakalan sapi potong
pada kelompok ini akan dimonitoring secara berkala sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan atau didasarkan pada kondisi kebutuhan di lapangan. Kegiatan
monitoring ini akan mampu memberikan gambaran perkembangan yang terjadi,
sehingga dengan mudah menentukan kegiatan berikutnya.
Monitoring yang akan dilaksanakan meliputi beberapa
parameter yang diamati dimana parameter ini memiliki nilai strategis terhadap
perkembangan selanjutnya. Adapun sistem pemantauan ini dilaksanakan oleh tim
teknis dari dinas serta instansi terkait secara bergiliran ataupun
bersama-sama.
Kegiatan pembinaan merupakan suatu hal yang
mutlak dilaksanakan terhadap para petani peternak dan para pelaksana sehingga
terjadi peningkatan mutu dari sumber daya manusia itu. Materi yang diberikan menyangkut
aspek teknis, sosial, ekonomi dan dinamika proses yang menyangkut keterlibatan
berbagai pihak, sehingga betul-betul hasil dari penggemukan bakalan sapi potong
ini mampu dan memiliki daya saing yang tinggi.
Pelaksanaan pembinaan akan dilakukan secara
kontinyu dan berkesinambungan paling sedikit satu bulan sekali dan dilaksanakan
individu maupun dinas atau lembaga yang memiliki keterkaitan dengan program
ini. Pembinaan yang dilaksanakan secara rutin, berkesinambungan dan terarah
akan mampu mengintegrasikan harapan, pandangan dan keinginan dari pada para
peternak guna mewujudkan peningkatan taraf hidupnya. Pembinaan diarahkan pada
hal-hal yang bersifat teknis budidaya, teknis pasca panen dan aspek teknis
lainnya. Aspek sosial dan ekonomi pun disampaikan secara terpadu sehingga
diperoleh suatu akumulasi pemikiran yang positif dalam wujud peningkatan
motifasi usaha tani secara efektif dan efisien.
Setiap perkembangan yang terjadi baik
menyangkut hal yang positif maupun negatif, harus senantiasa dilaporkan secara
rinci dan detail sehingga laporan yang diberikan ini dapat dipakai sehingga menjadi
suatu dasar untuk pengambilan keputusan melaksanakan kegiatan lain pada tahap
berikutnya.
Untuk lebih akuratnya laporan ini akan
dilaksanakan setiap bulan sekali, demikian pula proses evaluasinya. Manfaat
lain dari laporan ini akan diberikan gambaran kemajuan dan kemunduran yang
diperoleh dari kegiatan yang dilaksanakan, hal ini pun dapat dijadikan dasar
untuk mengambil suatu keputusan.
BAB III
RENCANA USAHA KELOMPOK TANI
SAPI POTONG “BATU PIAK”
Untuk
mewujudkan rencana kegiatan kelompok agribisnis bakalan sapi potong “BATU PIAK”
melalui pola penjaringan ternak unggul ini sangat diharapkan dukungan yang
komprehensif dari pihak pemerintah serta semua elemen masyarakat yang peduli
akan perkembangan bakalan sapi potong.
Rencana
anggaran biaya dan dana yang akan dialokasikan adalah bersumber dari dana APBN
melalui program Pengembangan Usaha Penggemukan Sapi Tunda Potong.
Adapun
rencana biaya yang akan dialokasikan untuk kegiatan pola pengembangan bakalan
sapi potong dikelompok tani “BATU PIAK” melalui
penjaringan ini adalah sebesar : Rp 705.500.000,- (Tujuh Ratus Lima Juta Lima
Ratus Ribu Rupiah) sebagaimana rincian pada tabel :
No.
|
KEGIATAN
|
VOLUME
|
SATUAN
|
HARGA SATUAN (Rp)
|
TOTAL (Rp)
|
1
|
Pengadaan Bakalan Sapi Potong
|
60
|
Ekor
|
8.500.000,-
|
510.000.000,-
|
2
|
Biaya transportasi bakalan sapi potong
|
60
|
Ekor
|
100.000,-
|
6.000.000,-
|
3
|
Biaya pembuatan / perbaikan kandang
|
60
|
Ekor
|
1.000.000,-
|
60.000.000,-
|
4
|
Pembelian chopper
|
1
|
Unit
|
15.000.000,-
|
15.000.000,-
|
5
|
Biaya pakan selama 6 bulan
|
60
|
Ekor
|
1.600.000,-
|
96.000.000,-
|
6
|
Pengadaan obat-obatan
|
1
|
Paket
|
5.000.000,-
|
5.000.000,-
|
7
|
Peningkatan kapasitas kelembagaan (ATK)
|
1
|
Paket
|
3.500.000,-
|
3.500.000,-
|
8
|
Monitoring, pembinaan, evaluasi dan
pelaporan
|
1
|
Paket
|
10.000.000,-
|
10.000.000,-
|
|
TOTAL
|
|
|
|
705.500.000,-
|
BAB IV
ANALISA USAHA UNTUK POLA PEGEMBANGAN
BAKALAN SAPI POTONG
Tabel Perkembangbiakan
Bakalan Sapi Potong
BULAN
|
AWAL PEMBELIAN INDUK SAPI PEMBIBITAN
|
1
|
MASA ADAPTASI
|
2
|
MASA ADAPTASI
|
3
|
KAWIN ALAM
|
4
|
|
5
|
|
6
|
|
7
|
MASA KEBUNTINGAN-1
|
8
|
|
9
|
|
10
|
|
11
|
|
12
|
MELAHIRKAN KE -1
|
13
|
MENYUSUI
|
14
|
|
15
|
|
16
|
|
17
|
|
18
|
|
19
|
MASA KEBUNTINGAN -2
|
20
|
|
21
|
|
22
|
|
23
|
MASA PANEN
PENJUALAN ANAK KE-1
|
24
|
MASA PANEN
PENJUALAN ANAK KE-1
|
25
|
MELAHIRKAN KE -2
|
26
|
KAWIN ALAM
|
27
|
|
28
|
|
29
|
|
30
|
|
31
|
MASA KEBUNTINGAN
KE-3
|
32
|
|
33
|
|
34
|
|
35
|
MASA PANEN
PENJUALAN ANAK KE-2
|
36
|
MASA PANEN
PENJUALAN ANAK KE-2
|
37
|
MELAHIRKAN ANAK
KE-3
|
PROYEKSI PEMBIBITAN SAPI POTONG SELAMA 3 TAHUN
(1 PERIODE)
I.
ASUMSI
1. Jumlah gaduhan sapi potong betina produktif ( induk sapi siap kawin) yang kelola kelompok sebanyak
60 ekor
2. Jenis usaha adalah pembibitan ternak dengan
memanfaatkan Inseminasi Buatan (IB) dengan biaya Rp. 75.000,-
3. Untuk pembibitan dan pemeliharaan untuk menghasilkan
anak sampai umur jual adalah selama 630 hari (270 hari masa kebuntingan dan 360
hari masa membesarkan anak).
4. Induk di IB kembali 90 hari pasca melahirkan, jadi
dalam 1 periode dilaksanakan 3 kali IB
5. Rata-rata 1 ekor induk menghasilkan anak dalam 1
periode (3 tahun) sebanyak 2 ekor ( 2 kali melahirkan).
6. Tingkat induk melahirkan anak 90%
-
90% x 54 ekor
induk = 49 dan anak
7. Tingkat kematian anak hasil keturunan 6%
-
6% x 49 = 2,9
ekor
-
Jumlah anak hasil
keturunan pada satu kali kelahiran ;
49-2,9 = atau 47 ekor
Penjualan
anak hasil keturunan rata-rata berumur 10-11 ulan dengan berat 200 kg dan harga
jual daging sapi Rp. 25.000,-/kg barat hidup.
8. Kebutuhan luas kandang untuk 1 ekor sapi induk 2m
9. Biaya perbaikan kandang Rp. 800.000,-
10. Kebutuhan pakan hijauan ;
-
Induk 40
kg/ekor/hari
-
Anak20kg/ekor/hari
11. Biaya obat-obatan Rp. 40.000,-/ekor/hari
12. Produksi kotoran 5 kg /hari
13. Harga kotoran Rp. 100,-/kg
14. Penyusutan kandang / peralatan 15 %
15. Selama 630 hari terjadi 2 kali penjualan anak dengan
jumlah 1 anak/ekor/ 1 kali melahirkan
16. Penyisihan dana hasil pembibitan sapi sebesar 40%
untuk kelompok dipergunakan dana kas, biaya tak terduga kelompook 3%, simpanan anggota 2%, pembina desa dan
kecamatan 2% dan pembina tingkat kabupaten 3%.
II.
Perhitungan untuk
pola pembibitan
A.
Biaya tetap
1. Pembelian induk
jantan 6 ekor 10.000.000 =
Rp. 60.000.000,-
2. Pembelian induk betina 54 ekor x Rp. 8.500.0000,- = Rp. 432.000.000,-
3. Biaya angkut 60 ekor x Rp. 100.000,- = Rp. 6.000.000,-
4. Perbaikan kandang 60 ekor x Rp. 800.000,- = Rp. 48.000.000,-
Jumlah = Rp.
546.000.000,-
B.
Biaya tidak tetap
1. HMT
- Induk 60 ekor x 40 kg x 630 hari x Rp. 100,- = Rp. 151.200.000,-
- Anak 47 ekor
x 20 kg x 300 hari x Rp.100,- =
Rp. 28.200.000,-
2. Obat-obatan
Rp. 40.000,-x 3 x 60 ekor =
Rp. 7.200.000,-
3. Biaya IB 60 ekor x 3 x Rp. 75.000,- = Rp. 13.500.000,-
Jumlah = Rp. 453.900.000,-
III.
Perhitungan
keuntungan petani ternak pembibitan
a.
Perhitungan
pendapatan
1.
Pendapatan
penjualan anak keturunan IB umur 10 bulan =
47 ekor x 2 x
Rp. 5.000.000,- =
Rp. 470.000.000,-
2.
Pendapatan hasil
penjualan kotoran
(60 induk x 5 kg 630 hari x Rp.100,-)+(47 anak x 2 x5
kg x 600 hari x Rp. 100,-)
Rp. 18.900.000,- + Rp. 28.200.000,-
0 Response to "Contoh Proposal Pengembangan Usaha Penggemukan Sapi Tunda Potong"
Posting Komentar