"Saya rindu menceritakan kepada semua orang, bahwa Tuhan yang saya kenal itu sungguh amat baik".
Kita tau bahwa Kehidupan seorang artis atau selebritis tak akan pernah
lepas dari gosip. Demikianlah pembicaraan yang sudah mengakar di
masyarakat pada umumnya. Hal ini bisa kita mengerti atau maklumi, karena
bagaimana pun juga artis adalah public figure.
Demikian halnya yang
dialami oleh seorang artis cantik Lydia Kandau. Kesibukannya digereja
dalam pelayanan telah membuat hidupnya berubah dan membuat Ia tenggelam
dari keartisannya. Walaupun demikian, label artis yang telah
disandangnya itu masih melekat.
Saat ini Lydia Kandau kerap diminta
bersaksi di berbagai denominasi gereja di Indonesia. Bahkan baru-baru
ini Lydia Kandau mengikuti suatu perjalanan ziarah ke Yerusalem. Istilah
cinta buta mungkin dialami oleh wanita berdarah Manado ini. Kisah
cintanya dengan pria yang tidak seiman berakhir di pelaminan, sekalipun
sempat ditentang oleh pihak keluarga. Tapi ia nekad, atas dasar cinta ia
menikah dengan Jamal Mirdad, seorang penyanyi.
Hari-hari yang
dilaluinya setelah pernikahan terasa begitu indah. Tapi sebagai umat
Kristus, seharusnya ia pergi ke gereja di hari Minggu. Tapi Lydia tidak.
Bersama suami tercinta, Ia kerap mengisi hari-harinya dengan
jalan-jalan, nonton, atau shopping dan sebagainya.
"Makin lama rasanya kok makin jauh dari Tuhan,"ungkapnya.
Namun, pikiran seperti itu tidak cukup membuat Lydia Kandau berbalik
pada Tuhan. Ia seolah menikmati semua itu. Dan sampai tiba tiba Anaknya
jatuh Sakit yang cukup Aneh, bahkan sampai kedua anak mengalami sakit
'aneh'. "Syaraf kiri anak saya abnormal," tuturnya. Ia langsung
membawanya ke rumah sakit dengan keyakinan setelah ditangani dokter
pasti anaknya sembuh. yang terjadi justru sebaliknya. Makin lama kondisi
anaknya semakin parah. "Seperti obat-obat yang diberi dokter tidak
mempan terhadap penyakitnya. Anak saya seperti mau mati. Matanya tidak
mau terbuka," kisahnya. Akhirnya diputuskan untuk membawa anaknya pulang
ke rumah.
"Saya menangis dan menangis sambil membaringkan anak saya
di tempat tidur. Saya merenung dan larut dalam kebisuan. Seketika saya
teringat akan dosa-dosa saya dulu. Saya tidak setia kepada Tuhan.
Padahal Tuhan sudah begitu baik pada saya," akunya.
Seketika itu
juga, ia berdoa sambil bercucuran air mata. Minta ampun atas segala dosa
dan ketidaksetiaannya. Ia betul-betul merasa telah mendukakan hati
Tuhan.
"Luar biasa ternyata," ungkapnya. Sesaat ia katakan amin,
hati dan batinnya terasa lega sekali. "Plong rasanya. Saya yakin darah
Yesus telah menghapus
dosa-dosa saya," tuturnya sumringah.
Lalu
ia melihat anaknya yang masih terbaring dalam keadaan yang
memprihatinkan. Air matanya jatuh lagi. Ia duduk di sisi tempat tidur
sambil mengelus-elus
kepala anaknya. Batinnya berkata, "Tuhan, aku
tahu Engkau telah menghapuskan dosaku. Saat ini juga ya Bapa, jikalau
Engkau mengasihi aku, tolong sembuhkan anakku. Aku percaya sepenuh jiwa,
Engkau sanggup melakukan semua itu. Sebab segala perkara dapat
kutanggung di dalam Engkau."
Usai berdoa, ia memuji-muji Tuhan
dengan kidung pujian yang tiada putus-putusnya. "Saya berjanji bahwa
saya tidak akan pernah berhenti memuji Tuhan sampai Tuhan sembuhkan anak
saya," paparnya. Ternyata ajaib, satu jam berselang, mata anaknya
perlahan mulai terbuka.
"Perlahan, tapi pasti mata anak saya
terbuka. Lalu ia bangun dari tempat tidur. Ajaibnya, di wajahnya tidak
ada gambaran kesakitan. Padahal ia baru saja mengalami suatu penyakit
yang luar biasa berat untuk anak seusianya. yang terlukis di wajahnya
adalah sukacita.
Sungguh ini suatu mujizat. Saya langsung memeluk anak saya sambil berkata: "Terima kasih Tuhan," urainya.
Sejenak diajaknya anaknya berdoa bersama. Mengucap syukur atas
kesembuhan yang hanya datang dari Allah. "Tuhan sudah mendengar doa
saya," ujarnya saat itu.
Sejak kejadian itu, ia berjanji akan setia melayani Tuhan.
"Saya ingin menceritakan kepada semua orang, bahwa Tuhan itu sungguh baik adanya," tukasnya.
Ternyata badai itu belum berlalu. Sang suami belum merestui kemauannya
untuk kembali ke gereja. Apalagi harus membawa anak-anaknya.
"Terpaksa dulu saya berbohong. Membawa anak-anak dengan alasan nonton,
renang, jalan-jalan, dan macam-macam. Padahal sebelum atau sesudah
kegiatan itu kami ke gereja. Habis kalau tidak begitu, mana bisa saya ke
gereja," kilahnya.
Kami, lanjutnya, harus main petak umpet. Alkitab dulu biasanya disimpan. Bacanya juga menunggu Jamal pergi.
"Terus terang saya tersiksa dengan keadaan seperti itu," akunya. Tapi
ia sudah punya komitmen, bahwa ia tidak akan menjual Tuhan Yesus karena
apa pun juga.
Lama-kelamaan Jamal mulai berubah. Ia semakin
menghargai saya. Ia pernah mengatakan tidak melarang saya atau anak-anak
ke gereja.
"Sukacita sekali saat saya mendengar itu," cetusnya.
Lydia memang punya komitmen bahwa anak-anak harus ikut ibunya. Walaupun
dua anaknya bersekolah di Al-Azhar, tapi setiap Minggu, mereka pasti ke
gereja.
"Ketika saya mulai pelayanan pun, Jamal tidak melarang. Ia
cuma katakan sebaiknya pelayanan di dalam kota saja. Tidak usah sampai
ke luar kota," jelasnya.
Isu yang sempat menerpa pemeran "Merry" dalam sinetron
"Gara-Gara" bersama Jimmy dan Sion Gideon ini adalah disharmoni
keluarga. Bahkan dikabarkan kehidupan rumah tangganya retak. Ketika
dikonfirmasikan dengan tegas
Lydia mengatakan tidak benar demikian.
"Jamal itu punya kasih. Bahkan mungkin lebih baik dari orang Kristen
sendiri. Ia takut akan Tuhan. Pada dasarnya, ia ingin dihargai, oleh
sebab itu ia pun tahu harus menghargai orang lain yang berbeda dengan
dia," ungkapnya.
Lalu apakah Jamal mendukung pelayanan Lydia yang nampaknya kian hari intensitasnya kian padat?
"Mendukung tidak, melarang juga tidak," ujarnya.
Saat ditanya apakah pernah ribut-ribut soal agama di rumah, ia
menjawab, "Tidak. Tidak pernah. Kami tidak mau mempersoalkan agama. Itu
hak masing-masing. Lydia juga menambahkan kalau akhir-akhir ini Jamal
sering tanya-tanya tentang firman Tuhan. Bahkan Jamal beberapa kali
meminta Lydia membacakan Alkitab sebelum tidur. "Kalau saya marah, Jamal
selalu mengingatkan, katanya "kasih," jelasnya. Apakah suatu hari Jamal
akan masuk Kristen? "Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan," tutur Lydia
menutup perbincangan.
0 Response to "Kesaksian Mukjizad Tuhan Dalam Hidup LIDYA KANDAU"
Posting Komentar