Mediaone.id - Miris nasib Daeng Sarro (70), seorang petani renta di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan menjadi bulan-bulanan sekelompok orang saat korban berusaha menghalangi pengolahan lahan tebu oleh pihak Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV, Senin, (27/10/2014).
Saat itu, Daeng Sarro bersama petani lainnya menuntut agar tanah mereka dikembalikan karena sudah melewati batas kontrak 25 tahun yang disepakati secara lisan oleh kedua belah pihak, puluhan tahun silam.
Bentrokan fisik ini terjadi pada pukul 11.00 Wita saat ratusan petani dari sejumlah desa di Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan yang tergabung dalam Serikat Tani Polongbangkeng (STP) berusaha menghalangi pengolahan lahan tebu di atas tanah mereka.
Sebelumnya, para petani ditemui oleh sejumlah pejabat Takalar, yakni sekretaris daerah (Sekda) dan Ketua DPRD Jabir Daeng Bonto. Namun pertemuan itu berujung kerusuhan.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lapangan, Jabir sempat memerintahkan sekelompok orang yang diduga preman untuk membubarkan aksi para petani.
"Tangkap semua! Kalau perlu tembak kalau tidak mau mendengar," Jabir. Seperti diberitakan oleh kompas.com
Untuk menghindari korban jiwa, ratusan petani memilih meninggalkan lokasi setelah salah seorang rekannya ditangkap polisi. Hingga malam ini, para petani masih berkumpul di Desa Timbuseng, Kecamatan Polongbangkeng.
"Banyak warga dipukuli, walaupun ibu-ibu. Jadi kami terpaksa mundur untuk menghindari korban jiwa," kata Daeng Sijaya, salah seorang petani.
0 Response to "Demo Minta Lahan Dikembalikan Oleh Perusahaan, Seorang Petani Renta Dikeroyok Preman"
Posting Komentar