Esensi Tujuan

Tujuan adalah sasaran, cita-cita. Tujuan lebih dari sekedar mimpi; tujuan adalah mimpi yang diwujudkan. Tujuan lebih dari pada pernyataan kabur, tujuan adalah pernyataan yang jelas.

Orang hanya berkeliaran dalam menjalani hidup ini. Mereka berjalan terhuyung-huyung, tanpa mengetahui kemana mereka pergi,dan akibatnya mereka tidak pernah sampai kemana-mana.tujuan mutlak perlu bagi keberhasilan sebagaimana udara bagi kehidupan. Tak seorang pun pernah kebetulan mencapai sukses tanpa tujuan. Tak seorang pun dapat hidup tanpa udara. Dapatkan ide yang jelas kemana anda akan pergi.

Dave mahoney mengatakan “ yang penting bukanlah dimana anda berada dahulu atau dimana anda berada sekarang, melainkan kemana anda ingin tiba.” perusahaan yang progresif merencanakan skema perluasan 10 hingga 15 tahun yang akan datang. Para eksekutif yang memanajemeni perusahaan penting harus bertanya, “ Dimana kita ingin usaha berada dalam 10 tahun dari sekarang?, kemudian mereka mengukur usaha mereka sesuai dengannya. Kapasitas pabrik baru dibangun bukan untuk kebutuhan sekarang, melaikan lebih untuk kebutuhan 5 atau 10 tahun. Anda harus membentuk suatu bayangan sekarang mengenai bagaimana anda nantinya 10 tahun dari sekarang, jika anda ingin menjadi seperti yang anda bayangkan. Ini adalah pikiran kritis, seperti halnya perusahaan yang mengabaikan rencana kedepan tidak akan maju ( jika memang dapat bertahan ), maka orang yang lalai menetapkan tujuan jangka panjang hampir pasti akan tersesat dalam labirin kehidupan. Tanpa tujuan kita tidak dapat bertumbuh.Sebelum anda memulai, ketahuilah tempat yang anda tujuan.

Inilah dua langkah yang akan membantu:
1.  Visualisasikan masa depan anda berkenaan dengan tiga bidang: pekerjaan, rumah dan sosial.Membagi kehidupan anda dengan cara ini mencegah anda menjadi bingung, mencegah konflik membantu anda melihat keseluruhan gambar.
2. Tuntut diri anda jawaban yang jelas dan tepat terhadap pertanyaan ini: Apa yang ingin saya capai dengan kehidupan saya? Ingin menjadi apakah saya? Dan Apa yang diperlukan untuk memuaskan saya?

Dan sementara anda memvisualisasikan masa depan, jangan takut untuk memandang langit biru. Dewasa ini orang diukur oleh besar kecilnya mimpi mereka. Tak seorangpun pernah mencapai lebih dari pada yang ia tetapkan untuk capai. Jadi, visualisasikanlah masa depan yang besar. Dibawah ini adalah kutipan kata demi kata dari rencana hidup salah seorang bekas peserta pelatihan yang dipimpin oleh David J. Schwartz. Perhatikan betapa baiknya orang ini memvisualisasikan “rumah” masa depannya. Sementara ia menulis ini, jelas ia benar-benar melihat dirinya di masa depan.

“Tujuan saya adalah memiliki rumah diluar kota. Rumah tersebut akan khas bertipe”manor”dua lantai, bertiang putih. Kami akan mempunyai tanah yang dipagari, dan mungkin akan mempunyai kolam ikan karena saya dan istri saya suka memancing. Yang selalu saya inginkan adalah jalan masuk kerumah yang panjang berbelok-belok dengan pohon-pohon berbaris dikedua tepinya.

Tetapi rumah bukan sekedar gedung. Saya akan melakukan segala yang dapat saya lakukan untuk membuat rumah kami lebih dari pada sekedar tempat makan dan tidur. Tentu saja, kami tidak bermaksud mengabaikan Tuhan dalam rencana kami dan sepanjang tahun kami akan menghabiskan waktu dalam jumlah tertentu dalam kegiatan keagamaan.

Sepuluh tahun dari sekarang saya ingin dapat mengajak keluarga saya dalam perjalanan keliling dunia. Saya sangat ingin melakukan ini sebelum keluarga kami mulai menyebar keseluruh penjuru dunia karena perkawinan, dan sebagainya.jika kami tidak meluangkan waktu untuk mengadakan perjalanan tersebut sekaligus, kami akan membaginya kedalam empat atau lima acara liburan dan mengunjungi bagian dunia yang berbeda tiap tahun. Dengan sendirinya, semua rencana dibidang rumah ini bergantung pada berapa baik segala sesuatunya berlangsung didalam bidang pekerjaan, maka saya harus bekerja keras jika ingin mencapai semua ini.
Rencana itu ditulis lima tahun yang lalu. Peserta pelatihan tersebut saat itu mempunyai dua buah toko kecil. Kini, ia mempunyai lima. Dan ia telah membeli tanah seluas 17 hektar untuk rumah yang akan dibangunnya. Ia berpikir dan maju lurus sepanjang jalan menuju tujuannya. Beberapa lama berselang suatu badan tertentu mengadakan studi skala besar untuk menentukan apa yang diperlukan untuk menjadi seorang eksekutif. Para pemimpin dalam bisnis, pemerintahan, ilmu pengetahuan dan agama ditanyai. Berulang-ulang dengan cara yang berbeda, para peneliti ini mendapat satu jawaban tertentu: kualifikasi paling penting untuk seorang eksekutif adalah keinginan kuat untuk maju. Keinginan jika diarahkan menjadi kekuatan, kegagalan untuk mengikuti keinginan, melakukan apa yang anda paling ingin lakukan, melicinkan jalan menuju keadaan biasa-biasa saja.

Mari kita ilustrasikan ini dengan dua orang, Anda akan mengenali tokoh-tokoh ini diantara orang-orang yang anda kenal. kita sebut saja mereka Tom dan Jack. kedua orang ini sebanding dalam semua hal,kecuali satu. Tom memiliki tujuan yang tertanam kuat sedangkan Jack tidak. Tom mempunyai gambaran yang sangat jelas tentang ingin menjadi apa ia nantinya. Ia menggambarkan dirinya sebagai pemimpin perusahaan sepuluh tahun dari sekarang.

Karena Tom menyerahkan diri kepada tujuannya, tujuannya melalui pikiran bawah sadarnya mengisyaratkan kepadanya dengan mengatakan" kerjakan ini " atau " jangan kerjakan itu " itu tidak membantu anda ke tempat yang ada tuju. Tujuan terus menerus berkata" saya adalah gambaran yang anda ingin buat menjadi nyata. inilah apa yang harus anda lakukan untuk membuat saya menjadi nyata.

Tujuan Tom tidak menuntunnya dalam generalitas yang samar. Tujuan ini memberinya arah yang spesifik didalam semua aktivitasnya. Ketika Tom membeli pakaian, tujuan berbicara dan menunjukan kepada Tom langkah-langkah apa yang harus diambil untuk bergerak naik ke pekerjaan berikutnya, apa yang harus dikatakan dirapat bisnis, apa yang harus dilakuakan ketika konflik berkemban, apa yang harus dibaca dan apa sikap yang harus diambil. Seandainya Tom menyimpang sedikit dari arah yang dituju, peralatan otomatisnya yang terpasang di dalam pikiran bawah sadarnya menyiagakan dirinya dan mengatakan kepadanya apa yang harus dilakukan untuk kembali kejalan yang benar. Tujuan Tom membuatnya sangat peka terhadap kekuatan yang bekerja mempengaruhi dirinya.

Sebaliknya, Jack tidak mempunyai tujuan, juga tidak mempunyai peralatan otomatis untuk menuntunnya. Ia mudah bingung, tindakannya tercermin kepada kebijakan pribadi. Jack bimbang, ragu, menerka-nerka apa yang harus dilakukan. Tanpa konsistensi tujuan, Jack menggelepar dijalan menuju keadaan yang biasa-biasa saja.

Semoga kita bisa menjadikan diri kita apa yang menjadi Tujuan hidup dan arahkan kedalam kenyataan.

0 Response to "Esensi Tujuan"

close
disini bro
close
disini bro