Tuhan merupakan sebuah kata yang akrab dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Hampir setiap saat namanya disebut
(tersebut) oleh berbagai macam masyarakat. Ada memuji, ada memohon, ada
kekaguman, ada ketakutan dan bahkan kadang umpatan.
Namun jika ditanya siapakah Tuhan itu maka
jawaban yang muncul hampir itu-itu saja, yakni Tuhan itu Maha baik, Maha
pengasih, Maha memaafkan, dan lain sebagainya dengan ke Mahaaan Nya
(mungkin saja maha jahat???). Dari hal ini kita harus bertanya? Apakah
jawaban tentang siapa Tuhan itu merupakan jawaban kita? Atau hanya
pendapat umum dari masyarakat yang diberikan kepada kita sejak kita
lahir sampai saat ini?
Kita harus benar-benar merenungkan hal diatas.
Jika jawaban kita ya maka berarti agama kita hanya tradisi dan Tuhan
yang kita kenal selama inipun hanya menjadi sebuah konsep yang telah
mentradisi sejak jaman agama kita dimulai.
Kemudian kita dapat bertanya lagi: jadi apakah
hal tersebut sudah seharusnya begitu? Jika jawaban anda ya maka ya
sudah, memang anda sudah senang dengan keadaan sekarang, tanpa mau
diganggu kenyamanannya. Jika jawaban anda tidak benar, maka anda harus
berusaha untuk mengenal Tuhan secara pribadi.
Untuk mengenal Tuhan secara pribadi maka segala
konsep Tuhan yang lama harus anda hancurkan (anda akan mengalami
kiamat). Konsep Tuhan tradisi harus benar-benar hancur, sebagai contoh
orang katolik secara tradisi mempersonifikasikan Tuhan sebagai pria,
maka anda harus mematahkan konsep ini, kemudian secara pribadi kenalilah
siapa tuhan itu. Begitu juga dengan konsep lainnya.
Bahkan setelah kita marifat, kadang kita masih
terbawa akan konsep orang lain, misalnya konsep dari guru kita. Konsep
dari guru kita hanya merupakan pembantu bagi kita, setelah kesadaran
kita melampaui konsep itu maka itupun harus kita lepas. Lalu kenalilah
tuhan tanpa konsep lagi, mengalir apa adanya.
Sebenarnya pengenalan Tuhan ini intinya adalah
setelah kita sampai ke dunia kelima, dimana setelah itu segala konsep,
segala metode harus kita lepaskan. Dan kita benar-benar jalan sendiri,
bahkan tanpa guru lagi. Jadi kitalah secara pribadi yang berjalan disitu
dan saat itulah kita akan dapat mengenal Tuhan itu benar-benar secara
pribadi.
Kenalilah Tuhan secara bebas tanpa takut
aturan-aturan, karena dengan begitu maka kamu akan mengerti siapa (atau
apa) sebenarnya Tuhan itu. Dan Tuhanpun menjadi Tuhan.
0 Response to "Kesalahan Dalam Mengenal Tuhan"
Posting Komentar