Beragam modus penipuan marak terjadi di berbagai lokasi di Sulawesi barat. Tak hanya undian berhadiah fantastis milyaran rupiah plus kendaraan mewah bagi yang diyatakan beruntung. Pelakunya tak segan-segan mencatut nama media televisi nasional hingga memalsukan tandatangan sederet nama-nama pejabat hingga setingkat Kapolri untuk meyakinkan calon-calon korbannya.
Kasus serupa dengan modus berbeda juga menimpa puluhan warga di berbagai desa dan kecamatan di polewali Mandar. Selasa (2/11/2015) kemarin, Puluhan warga Desa Kuajang Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar (Polman) menggeruduk kantor Desa Kuajang.
Warga dari berbagai dusun ini mempertanyakan realisasi program bedah rumah yang mereka yakini merupakan program bantuan bank dunia seperti yang disampaikan pengurusnya. Warga mengaku telah membayar biaya administrasi Rp 20 ribu kepada salah satu oknum yang mengaku pengurus dari bank dunia. Warga Menyatakan menyerahkan uang setelah difasilitasi perangkat desa Kuajang.
Ironisnya, program bedah rumah belum terealisasi, warga malah dimintai tambahan biaya Rp 300 ribu. Tambahan biaya itu menurut pengurus agar warga bisa memiliki penghasilan hingga Rp15 juta perbulan selain mendapatkan bantuan rumah yang didanai Bank Dunia.
Abdul Malik, 34 tahun sala satu warga Kuajang menjelaskan, beberapa waktu lalu di balai desa kuajang ia bersama puluhan warga lainnya dari sejumlah dusun dikumpulkan dan dimintai biaya admistrasi untuk program bedah rumah oleh sejumlah aparat desa.
"Katanya program itu dari Bank Dunia, makanya percaya sebab pertemuan juga difasilitasi di kantor desa, sehingga warga pun membayar,”tutur abdul malik.
Pembayaran pertama kata Malik melalui seseorang bernama, Novi, mengaku utusan dari Bank Dunia. Warga pun membayar Rp 20 ribu tanpa ada kwitansi pembayaran.
"Sekarang ini warga kembali dimintai membayar Rp 300 ribu dan membuka rekening di Bank, kalau sudah cair bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 15 juta perbulan. Kita percaya sebab aparat desanya yang turun tangan dari rumah ke rumah," kata warga dusun Lemo Tua ini mulai meragukan bantuan social berkedok proyek bank dunia tersebut.
Aramanuddin warga desa Kuajang lainya mengakui jika banyak warga berlomba-lomba mengurus program bedah rumah ini dan penghasilan rutin sampai Rp 15 juta perbulan.
"Banyak sekali percaya program ini, tak hanya di sini, tapi dusun lain di Desa Kuajang ini," tutur Asmanuddin Rali, warga Dusun Lemo Tua Desa Kuajang lainnya ini mengaku sudah menyetor uang ke istri Kepala Dusun Lemo Tua Desa Kuajang, Rahmawati sebesar Rp 300 ribu agar program bedah rumah bisa terealisasi dan mendapatkan penghasilan Rp15 juta perbulan seperti yang dijanjikan pengurusnya.
Istri Kepala Dusun Lemo Tua, Rahmawati, sendiri mengakui jika sudah ada dua puluh warga menyetor. Uang tersebut nantinya diberikan oleh suaminya yang juga menjabat kepala dusun, kemudian diserahkan ke utusan Bank Dunia. Namun secara detail identitas utusan tersebut, Rahma tidak mengetahui persis.
"Pak dusunnya lagi ke Jakarta, urus program ini," ajar Rahma ketika Lingkar6.com menelusuri jejak kasus ini.
Dikonfirmasi terkait program bedah rumah dan bantuan rutn Rp 15 juta kepada warga Kuajang, Pejabat Sementara Kepala Desa Kuajang, Syahrul, membenarkan informasi bila adanya program bedah rumah itu. Namun, dirinya mengaku saat itu dijabat kepala desa lama.
"Pemkab telah meminta lewat, Sekretaris Daerah, Andi Ismail, agar menghimbau warga jika program itu hanya modus penipuan. Dan warga diminta untuk jangan percaya program itu. Apalagi program tersebut tidak melalui koordinasi dengan Pemkab Polman," tuturnya.
Program bedah rumah tak hanya terjadi Desa Kuajang, akan tetapi juga di Desa Tamangalle, Kecamatan Balanipa. Modusnya sama, warga dijanjikan program bedah rumah dan penghasilan berlimpah, Parahnya, mencatut nama legislator Polman.
"Kasus serupa juga pernah ramai di Desa Tamangalle, Kecamatan Balanipa. Motifnya sama, bahkan dia jual-jual nama saya. Makanya saya turun langsung meminta agar di umumkan di Masjid agar warga tidak percaya program itu," tutur legislator fraksi Demokrat ini, Juanda.
Senada dengan itu, Ketua Komisi II DPRD Polman, Abu Bakar, menanggapi kasus tersebut ternyata juga terjadi di daerah lain, bahkan di Sulbar. "Isu se-Sulbar ini. Saya minta warga jangan percaya sebab program ini benar-benar penipuan, apalagi tanpa melewati koordinasi Pemkab," jelasnya.
Penulis : Edwin
Editor : Edy Junadi
sumber : lingkar6.com
|
0 Response to "Hati Hati Bantuan Berkedok Bank Dunia Mulai Marak Di Polman"
Posting Komentar